Sebuah goresan pena di kenangan dunia maya yang penuh dengan sinyal gelombang elektromagnetik.
Aku pernah bertanya pada rumput teki, entah sebab apa dia diam seribu bahasa. Aku pun bertanya pada penciptanya, aku kini yang diam seribu bahasa.
Nanda - penuh canda dan tawa pada dunia yang fana ini. Mahasiswi #Bahasa. Apa loh! :P

Beliebte Beiträge

Selasa, 20 Oktober 2020

Tatanan baru karena COVID-19

Dunia sedang sakit yang serius. Pandemi COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 50 juta penduduk dunia, demikian menurut laman worldometer.com. Hal ini sangat berdampak kepada mental, psikis, material serta lingkungan selain itu hal ini juga erat kaitannya dengan perubahan budaya, ekonomi, sosial, ruang gerak dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah budaya memakai masker.



Dahulu masker hanya digunakan untuk orang yang bekerja di laboratorium, orang yang bekerja di pertambangan sulfur, batubara atau sekadar melewati jalan raya yang berasap dan berdebu namun kini sejalan dengan adanya pandemi COVID-19 ini budaya tersebut bergeser menjadi sebuah keharusan setiap individu setiap keluar rumah.

Awalnya peraturan pemerintah mengharuskan bagi siapa saja yang sakit diwajibkan untuk memakai masker, namun kini semua orang wajib ketika keluar rumah memakai masker, di sekolah, di kantor, di jalan dan sebagainya. Penggunaan masker menjadi budaya baru bagi masyarakat dunia selama vaksin belum ditemukan. Hal ini demi menjaga imunitas tubuh agar selalu sehat terhindar dari droplet orang lain.

Sudah menjadi hal yang manusiawi bahwa kreativitas dan inovasi menjadi sesuatu yang dinamis yang dimiliki manusia, hal ini tak ada ubahnya dengan pemakaian masker itu sendiri. Penggunaan masker yang tepat justru dapat menyelamatkan diri sendiri dan orang lain, pemakaian masker yang salah, selain menyalahi aturan penggunaan masker juga dinilai tidak terlihat ada estetikanya.

Masker terbagi atas beberapa jenis tergantung ditinjau dari bahan, pori dan penggunaannya. Masker bedah adalah yang sehari-hari kita gunakan, direkomendasikan oleh para ahli kesehatan dunia sehingga ketika bekerja, belajar atau berinteraksi dengan orang lain diharuskan memakai masker, hal ini demi menjaga tubuh. Makan makanan yang sehat, olahraga, serta mentalitas yang prima turut menunjang kebugaran tubuh dalam melawan dan menghidari covid-19 ini.

Menyoroti penggunaan masker di kalangan anak muda, terjadi kejenuhan selama memakainya, kreativitas pun datang dengan sendirinya. Mulai dari yang memakainya dikepala, yang hanya menutupi dagu, dikaitkan di salah satu telinga dan sebagainya. Hal ini sebagai bentuk ekspresi, inovasi yang barangkali terlahir dari rasa kejenuhan menghadapi pandemi ini. Tentunya ini sangat tidak dianjurkan oleh para pakar kesehatan, karena penggunaan masker yang tepat dan benar adalah satu-satunya protokol kesehatan yang paling mudah dijalani demi keselamatan bersama.

Sebagai penutup, budaya penggunaan masker kini telah bergeser dari awalnya sebagai pelengkap kerja, kini menjadi kebutuhan primer setiap individu dunia. Masker yang kita gunakan tidak hanya melindungi diri sendiri namun juga orang lain. Penggunaan masker yang tepat dan benar sangat dibutuhkan oleh semua orang agar tertib menjalankan protokol kesehatan hingga datangnya vaksin yang dapat melindungi kita semua dari virus ini, meski entah sampai kapan. 

0

Jumat, 11 September 2020

Mein Traumberuf

Mein Traumberuf ist ein Reiseleiter sein. Jetzt habe ich studiere Deutsch an der STBA. Ich möchte mit meinem Onkel eine Reiseleiterfirma gründen. Ich kann einheimische oder ausländische Touristen führen. Ich kann Anleitungen, Informationen und Anweisungen zu touristischen Objekten geben. Und auch bei allem helfen, was Touristen brauchen. Die Aufgabe des Reiseleiters besteht darin, dass der Kunde die im Programm oder auf der Reiseroute angegebenen touristischen Objekte besucht. Die Tour kann nur 1-3 Stunden dauern, normalerweise ist eine Stadtrundfahrt in einer Stadt oder Intra-City-Tour, es kann auch eine Inter-City-Tour sein, ein Besuch von einer Stadt in eine andere. Darüber hinaus gibt es Wochen Zeit, die als Überlandtour bezeichnet werden. Diese Tour kann mehrere Provinzen und sogar Inseln erkunden.



0

Sabtu, 05 September 2020

Tinjauan fenomenologi: konstruksi belanja online pada masyarakat Indonesia

Melansir dari situs resmi KOMINFO, Skalanews (2019 : Perkembangan e-commerce Indonesia), Direktur Pemberdayaan Informatika, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian KOMINFO[1], Septiana Tangkary memberikan paparan bahwa perkembangan nilai perdagangan berbasis elektronik atau e-commerce di Indonesia mencapai 78 persen, menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya, terlebih pada tahun 2020 ini yang disebabkan adanya pandemi Covid-19. E-commerce pula jadi alternatif untuk warga Indonesia buat mencari serta membeli produk, pada tahun ini  nyaris segala pengguna internet di Indonesia tepatnya 88% sudah membeli produk secara online, Sirclo (2020 : Jumlah Pengguna E-Commerce Indonesia) [2].

https://id.techinasia.com/prediksi-ecommerce-indonesia


          Saat ini fenomena bisnis online atau online shop bukan lagi sesuatu yang asing untuk masyarakat Indonesia, meskipun bisnis konvensional masih tetap berlangsung, tetapi lambat laun bisa terkejar oleh bisnis via online. Tidak bisa dipungkiri bahwa zaman terus berkembang dan kehidupan semakin maju. Selain itu, kemudahan yang didapat dan juga banyaknya aneka produk membuat masyarakat bisa mudah memilih produk dengan harga bersaing hanya dari layar handphone. Semua lapisan dan usia banyak yang memilih untuk berbelanja online. Hasil survei pada Desember 2011 menyatakan bila ada 36% transaksi perdagangan yang terjadi di Indonesia dilakukan secara online atau online shop, serta diperkirakan 80% dari transaksi online tersebut didominasi oleh bisnis online berskala Mikro Kecil (UMK), Robert Siregar (2018 : Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat)[3].

           Di Indonesia, toko online mulai muncul sekitar tahun 1999 an saat Andrew Darwis mendirikan forum bernama Kaskus yang juga menjadi forum jual beli, Sirclo (2020 : Sejarah Perkembangan Marketplace di Indonesia)[4]. Berbeda dengan toko konvensional yang tersedia hanya pada jam kerja saja, toko online tersedia selama 24 jam sehari, yang membuat lebih banyak konsumen yang mengakses lewat internet kapan pun dan dimana pun. Begitu tingginya minat warga Indonesia untuk berbelanja lewat internet ini dipicu oleh kemajuan teknologi, khususnya smartphone. Dari segi finansial belanja online kian diminati karena menguntungkan pelakunya, serta saat ini pula ada banyak pilihan platform e-commerce yang bisa dipilih tanpa perlu repot mendatangi suatu pusat perbelanjaan. Berbagai tempat belanja lewat internet membuat orang semakin gemar bertransaksi di dunia maya. Beragamnya promo yang ditawarkan mulai dari diskon belanja, poin belanja yang bisa ditukarkan dengan voucher belanja hingga cashback saat Harbolnas (hari belanja online nasional). Salah satu kelebihan berbelanja secara online, konsumen bisa langsung mendapatkan barang yang diinginkan cukup dengan hanya mengetik nama barang atau mereknya saja, banyak sekali barang dan hampir semua barang tersedia dan bisa dibeli secara online. Tersedianya deskripsi barang dan kolom komentar juga menambah kepercayaan konsumen untuk membeli lewat online. Biasanya konsumen akan melihat komentar-komentar terlebih dahulu atau melihat penilaian terhadap barang tersebut sebelum membelinya, melihat apakah barang tersebut bagus sesuai deskripsi dan gambar yang tersedia atau tidak. Menurut Levy (2016 : Retailing Management)[5] gaya hidup berbelanja merupakan gaya hidup yang mengacu pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana menghabiskan waktu, uang, kegiatan, serta pembelian yang dilakukan.

          Mustafa Iman (2020 : Milenial suka belanja online)[6] dari 47 juta milenial pengguna internet, ada sebanyak 17 persen atau sekitar 7,8 juta diantaranya gemar belanja secara online. Dalam riset disebutkan bila generasi milenial lebih mendominasi tren belanja secara online dibanding generasi lainnya. Disebabkan pula generasi milenial selalu melekat dengan media digital, ini diperantarai oleh smartphone yang kian canggih. Serta generasi milenial menjadi tumpuan pertumbuhan aktivitas ekonomi, terlebih melalui transaksi via online, Robertus Rony Setiawan (2019 : Generasi Milenial Rajin Belanja Online)[7].

          Fenomena belanja secara online ini dapat dikategorikan dalam kategori Budaya Massa atau Budaya Populer, sebab dalam sebuah aplikasi belanja online tersebut adanya kegiatan komunikasi antar calon pembeli dengan penjual yang dilakukan secara online tersebut dengan ruang chat yang sudah tersedia, M Faisal Ramadhan (2020 : Belanja Online  Sebagai Cerminan Budaya Populer)[8]. Masyarakat menilai bahwa dengan berbelanja online harga barang jauh lebih murah dibanding langsung ditempatnya. Fenomena belanja online di Mayarakat Indonesia ini merupakan sesuatu fenomena yang dapat jadi sesuatu keuntungan bagi masyarakat akan tetapi di sisi lain bisa menjadi suatu kerugian pula untuk masyarakat. Akan menjadi sebuah keuntungan bila masyarakat bisa memanfaatkan dan menjadikan suatu peluang dalam bisnis online ini untuk membuka usaha tanpa modal yang cukup besar, karena online yang dibutuhkan adalah handphone yang cukup canggih untuk bisa mengakses segala hal, sedangkan jika secara offline modal usaha cukup besar misalnya menyewa ruko atau tempat untuk berjualan. Hadirnya situs belanja online juga mempermudah masyarakat dalam berbelanja atau ketika ingin membeli sesuatu tanpa harus datang ketempatnya apalagi toko yang dituju nya jauh. Namun ketika masyarakat hanya menjadi konsumen saja atau hanya membeli saja dampak kepada masyarakat yaitu masyarakat menjadi komsumtif atau menjadi orang yang memakai atau menghabiskan barang saja. Disisi lain belanja secara berlebihan dapat meningkatkan plastik secara berlebihan, membuat meningkatnya resiko pemanasan global. Menurut saya berbelanja online itu sangat mempermudah kita dalam berbelanja, namun tetap harus bisa menggunakannya dengan bijak membeli sesuai kebutuhan bukan sesuai keinginan, berbelanja seperlunya dan cerdas dalam memilih barang yang akan dibeli.  Serta bisa membuka peluang usaha para masyarakat yang ingin menambah penghasilan atau membutuhkan pekerjaan yang semakin susah ini.

 

Daftar Referensi

  • https://kominfo.go.id/content/detail/16770/kemkominfo-pertumbuhan-e-commerce-indonesia-capai-78-persen/0/sorotan_media. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 19.36
  • https://www.sirclo.com/jumlah-pengguna-e-commerce-indonesia-di-tahun-2020-meningkat-pesat/. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 20.05
  • Siregar, R. and D. Agustin, Penyuluhan Strategi Pemasaran Usaha Kecil Menengah (UKM) Pemuda Melalui Sosial Media Dalam Persiapan Menghadap Masyarakat Ekonomi ASEAN. Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS), 2018(Vol 2, No 2 (2018): Jurnal Pelayanan dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS)): p. 34-44.
  • https://www.sirclo.com/tag/sejarah-perkembangan-marketplace/. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 20.11
  • Levy, Michael., Grewal, Dhruv., dan Weitz, Barton, A. (2016). Retailing Management, New Jersey: Pearson Education Limited.
  • https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/06/16/di-balik-alasan-kenapa-milenial-suka-belanja-online. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 21.07
  • https://www.alinea.id/bisnis/survei-generasi-milenial-rajin-belanja-online-b1Xjo9lzS. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 21.30
  • https://kumparan.com/filsuframadhan/fenomena-belanja-online-sebagai-cerminan-budaya-populer-1usHpIxia3r. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021 pukul 22.03

0

Kamis, 06 Agustus 2020

Klassenzimmerregeln

In der achten Klasse gab es viele Regeln. Ich musste um 6.15 Uhr in der Schule sein. Wenn ich spaet kamm, musste ich 10 Tausend Rupiah bezahlt, weil ich die Klasse aufraemen musste. Wenn ich fluchtete musste ich ein umgekehrten Daumen druckten und musste auf dem Wandmagazin hingen. Ich musste einen roten Stift und ein Lineal mitbringen, um Arabisch zu schreiben, damit es ordentlich gesagt wird.



0

Kamis, 18 Juni 2020

Kimmy Jayanti

Kimmy Jayanti ist ein indonesisches Model, das zuvor in Medan gelebt hat. Als er 2007 16 Jahre alt wurde, beschloss sie, nach Jakarta zu ziehen.

Diese junge, schwarze und große Frau betritt jetzt nicht nur die Laufstegbühne. Im Jahr 2010 versuchte sie sich in der Schauspielerei. Ich weiß, was du auf Facebook getan hast, ist sein erster Film auf der großen Leinwand des Landes. 2010 wurde sie zur Ikone des indonesischen Modefernsehens gewählt. Derzeit ist sie noch als Model aktiv und genießt derzeit ihr geschäftiges Leben als Mutter ihrer kleinen Tochter und erwartet ihr zweites Kind.

https://travel.okezone.com/read/2019/12/25/406/2145776/pose-gemas-baby-akira-dipeluk-kimmy-jayanti-dan-greg-nwokolo




0

Rabu, 25 Maret 2020

Deutschkurs

Liebe Kolleginnen und Kollegen, ich möchte euch ein Projekt vorstellen.


Ich habe das Projekt "Deutschkurs" gewählt, weil es mir gut gefällt und weil ich aktiv mitmacht. Nun, was ist das genau, das Projekt ,,Deutschkurs“. Ich möchte im Folgenden über ein Punkte sprechen. "Wie kann man Deutschkurse fördern?" Ich gebe Ihnen ein Beispiel: Derzeit besteht weniger Interesse am Hauptfach Deutsch. Einige von ihnen bevorzugen vielleicht öffentliche universitäten oder vielleicht weil sie diese stba nicht kennen. Jetzt ist es an der Zeit, der öffenlichkeit mitzuteilen, dass diese STBA ein Deutsch-Sprachprogramm hat, das nicht weniger gut ist als andere Universitäten und laden Sie sie ein, am Deutschprogramm teilzunehmen.

Der Punkt :

Derzeit sind soziale Medien eines der Kommunikationsmedien, die von der Community häufig verwendet werden. Eine Person kann leicht Informationen übermitteln und empfangen. Wir können es auf den Plattformen teilen, die die Leute häufig besuchen. Zum beispiel : Youtube, Instagram, Twitter, Tiktok und Facebook. Wir können eine Broschüre erstellen und sie dann in den sozialen Medien hochladen. Vergessen Sie nicht, viele Hashtags anzuwenden, oder vielleicht Inhalte über die Einführung von Studienprogrammen, Fragen und Antworten mit herausragenden Alumni erstellen. Erstellen Sie interessante Aktivitätsvideos zum Deutschlernen, Videos zu den Vorteilen oder Vorteilen des Deutschlernens und Beschäftigungsmöglichkeiten für deutsche Absolventen.

Internetwerbung ist als Marketingstrategie sehr effektiv, aber wir müssen auch die Werbung in traditionellen Medien wie Zeitungen, Broschüren und anderen maximieren. Es gibt verschiedene Werbeinhalte wie Broschüren und andere, einschließlich Listen von Kursen, Werbeaktionen, Vorteilen und anderen. z.B. in nähe gelegenen Gymnasien installiert, oder vielleicht in einer Schule mit einer deutschsprahigen Abteilung. Und an anderen Orten, an denen Menschen beschäftigt sind.

Ich fasse kurz zusammen:

Die rasante Entwicklung der Technologie hat es den Menschen erleichtert, Informationen zu erhalten. Und wir können diesen Deutschkurs leicht fördern. Es gibt aber auch andere effektive Möglichkeiten, wie das Erstellen eines Banners. Vielen Dank.

Hast du Fragen?


0

Jumat, 03 Januari 2020

Frau Holle - Schreiben III

Charakter :

Frau Holle hat einen freundlichen und liebevollen charakter.

Marie ist nett, fleißig und freundlich.

Luise hat einen faulen und arroganten Charakter.

Ihre Mutter hat einen Charakter der Bevorzugung.


Das Märchen "FRAU HOLLE" erzählt die Geschichte einer Witwe mit zwei Töchtern. Marie ist schön, fleißig und freundlich und Luise ist schön aber faul. Ihre Mutter hat einen Charakter der Bevorzugung, sie liebte Luise mehr. Und Marie muss die ganze Arbeit machen. Einmal wurde Marie in die Welt von Frau Holle. Marie sucht nach der Spindel ihrer Mutter, die in den Brunnen gefallen ist. Marie trifft einen sprechenden Vogel und eine Raupe. Marie hilft auch mit dem Toaster und dem Apfelbaum. Marie hat Glück, weil sie Frau Holle aufrichtig hilft. Marie vermisste ihre Familie, wenn Marie durch das Tor ging, wurde ihr Körper mit goldenen Körnern bedeckt. Marie kehrt in ihr Dorf zurück und macht alle glücklich. Danach erzählte Marie ihr von Frau Holle. Luise war eifersüchtig und sie stieß absichtlich mit dem Finger gegen das Ende der Spindel, dann stürzte sie sich in den Brunnen, um Glück zu haben wie Marie. Luise hatte Pech, weil sie faul ist. Luise bekam schwarze körner wurde schmutzig. Dann Luise zurück in sein dorf, alle machen sich über ihn lustig und halten sich von ihm fern. Als Luise 3 gute Dinge tat, wurde ihr hässlicher Körper wieder schön. Und am Ende alles zum Besseren.


0

Kursus Bahasa Jerman