Sebuah goresan pena di kenangan dunia maya yang penuh dengan sinyal gelombang elektromagnetik.
Aku pernah bertanya pada rumput teki, entah sebab apa dia diam seribu bahasa. Aku pun bertanya pada penciptanya, aku kini yang diam seribu bahasa.
Nanda - penuh canda dan tawa pada dunia yang fana ini. Mahasiswi #Bahasa. Apa loh! :P

Beliebte Beiträge

Jumat, 31 Desember 2021

Pembelian Buku/Kamus Bahasa Jerman

 Î› N Λ N D Λ L Λ B kini juga hadir menyediakan buku-buku Bahasa Jerman sebagai penunjang proses pembelajaran Bahasa Jerman, pilihan untuk saat ini adalah:

  • Netzwerk A1
  • Netzwerk A2
  • Netzwerk B1
  • Kamus Universal Langenscheidt
  • Kamus Jerman - Indonesia

 



Silakan bagi yang berminat, laman pembeliannya dapat dilihat disini

0

Rabu, 22 Desember 2021

Die Hauptstadt

Liebe Rosy,

Ich freue mich, dass du mich bald besuchen kommst. Ich kann es kaum erwarten, Sie durch die Hauptstadt Jakarta zu führen. Nehmen Sie die öffentlichen Verkehrsmittel, besuchen Sie Museen und nehmen Sie mit auf eine kulinarische Tour. Ich freue mich schon darauf, dir meine stadt zu zeigen.

 

Mit freundlichen Grüßen

Nanda



0

Rabu, 08 Desember 2021

Erholung und Entspannung Sport, Schlaft, Ernährung und Bewegung.

Für meine Gesundheit mache ich immer regelmäßig Sport, jeden Tag mindestens 15 Minuten und jedes Wochenende jogge ich durchs Haus. Jeden Morgen nach dem Aufwachen trinke ich 2 Gläser Wasser, damit die Verdauung reibungslos verläuft. danach esse ich Obst und Lebensmittel, die Ballaststoffe enthalten. Ich wurde auch mit Apps zur Lebensmittelkontrolle unterstützt, um meine Ernährung regelmäßig zu halten und meinen Bedürfnissen gerecht zu werden. Und dann schlafe ich immer pünktlich und genug Schlaf. Danach, am Wochenende ich reise am Berg für erholung und entspannung mit meine Familie.







0

Kamis, 02 Desember 2021

Kegiatan Hari Pertama dan Kedua di Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan

Pejuang Muda berkumpul di Dinas Sosial pada pukul 10.45 WIB, setelah itu 3 Pejuang Muda bertemu Kepala Dinas Sosial untuk berkenalan secara formal yang diwakilkan oleh 3 orang Pejuang Muda. Pada pukul 13.00 WIB Pejuang Muda berkumpul di Ruang Aula berkenalan dengan salah satu Ketua PHK di wilayah Tangerang Selatan. Pejuang Muda di bimbing oleh Bang Adam sebagai Koordinator Kabupaten, beliau menjelaskan mengenai pengetahuan umum Kota Tangerang Selatan serta permasalahan terutama dalam sektor keluarga miskin serta kegiatan sosial yang sudah berjalan seperti bank sampah. Dilanjutkan berdiskusi Pejuang muda dengan Koordinator Kabupaten dan PHK pengembangan terkait beberapa rencana yang akan dijalankan Pejuang Muda yaitu pembuatan sabun cuci tangan dari minyak jelantah.

Kegiatan Hari Kedua,

Diskusi dimulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 11.25 WIB, dengan agenda:  Pembuatan timeline dan pembentukan kelompok Pejuang Muda, dipimpin oleh Ayu Setiyaningsih. Pembagian Kelompok menjadi 2 sesuai dengan domisili Kelompok 1 Serpong Utara, Serpong, dan Setu (setengah daerah dari kecamatan pamulang). Kelompok 2 Podok Aren, Ciputat timur,dan Ciputat setengah daerah dari kecamatan pamulang). Setelah Pembagian Kelompok tugas selanjutnya yaitu membuat Program yang diambil masing-masing kelompok agar tidak ada bentrok satu sama lain. Timeline Rabu, 27 Oktober 2021 yaitu presentasi dan sharing program yang diambil. Timeline Kamis, 28 Oktober yaitu diskusi dengan Korkab Tangsel mengenai program masing-masing kelompok. Berhubung dengan belum turunnya SK Tupoksi secara resmi terkait peserta Pejuang Muda maka meminta peta demografis ke kelurahan dapat menggunakan surat penugasan pejuang muda sebagai surat pengantar.



Kegiatan hari ketiga, diskusi Pejuang Muda dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting. Diskusi dimulai pukul 19.30 WIB hingga pukul 20.10 WIB, dengan agenda: Pemilihan koordinator kelompok dan diskusi harian, dipimpin oleh Ayu Setiyaningsih. Setelah berdiskusi dan disepakati bersama ditentukan bahwa: Ayu Setiyaningsih sebagai Koordinator Kota Tangerang Selatan dengan Dinsos Tangsel. Dhias Renaldy Hendrawan sebagai Koordinator Kota Tangerang Selatan dengan mentor. Serta Pemilihan Koordinator Kelompok melalui voting serta disepakati bersama maka dengan ini hasilnya:

Koordinator Kelompok 1 Muammar Gading Fauzi

Koordinator Kelompok 2 Muhammad Resa Madani

Dan dilanjutkan dengan pemilihan pembuatan ID-Card dengann PJ Design Muammar Gading Fauzi. Ketentuan Foto: kualitas HD, ukuran foto bebas, background polosan, dan pakaian rapih formal (almet atau kemeja). Terkait arahan Kementerian Sosial mengenai mulainya input DTKS dengan aplikasi SAGIS, Pejuang Muda sepakat untuk bertemu dengan Koordinator Kota Tangerang Selatan mengenai tugas lapangan input DTKS.

0

Rabu, 01 Desember 2021

Esai Pejuang Muda: Badai pasti berlalu, lantas masih adakah yang tersisa?

Tulisan ini kubuat sebagai persyaratan program Pejuang Muda Kemensos 2021. Alhamdulillah lolos dan kini menjadi bagian dari Pejuang Muda Tangerang Selatan.

Semenjak pemerintah mengumumkan kejadian luar biasa wabah pandemi COVID-19 pada tanggal 14 Maret 2020, masyarakat Indonesia pada umumnya berada dalam situasi simalakama, memaksa mereka menimbang antara dua pilihan utama yakni ekonomi dan kesehatan, dimana keduanya adalah hal yang krusial dan menjadi objek penting sebagai hal dasar berkehidupan. Ini menjadi pikiran sehari-hari penduduk desa pada khususnya, yang gajinya masih terdefinisi sebagai “esok makan apa?“. Hal ini menjadi wajar dan lumrah dikarenakan pekerjaan yang tidak menentu seperti tenaga lepas atau buruh harian lepas (employment uncertainty). Data dari BPS menyatakan bahwa hingga Maret 2021, menegaskan bahwa ada sekitar 27,54 juga penduduk miskin di Indonesia atau hampir 10% penduduk Indonesia. Angka ini naik dari tahun sebelumnya sebesar 1,12 juta orang..

Dekade ini, gaung dari social entrepreneurship (SE) menggema di kalangan generasi milenial. Sebuah opsi yang menempatkan profit dan benefit pada porsi yang seimbang. Secara harafiah, SE didefinisikan sebagai aktivitas kewirausahaan yang dilakukan tidak hanya untuk mengejar profit atau keuntungan tetapi juga mampu memberikan jalan keluar atas permasalahan sosial dengan mengedepankan azas benefit atau kebermanfaatan pada jangka tertentu yang bertumpu pada empat pilar yakni sosialitas, inovasi, market orientation dan hibriditas, dimana hibriditas menekankan kepada diversifikasi dan intensifikasi usaha-usaha dan pelaku usahanya. Pada tatanan ini, kemampuan untuk melihat dan mencerna masalah sosial dan menemukan solusi adalah sebuah upaya bersama untuk menyejahterakan orang-perorang. Sebagai hasilnya, kemakmuran dan kualitas hidup dapat diubah hingga mampu mempengaruhi tatanan struktur sosial pada bidang pendidikan, kesejahteraan dan perekonomian.

Hadiah nobel pada tahun 2006 yang dicetuskan oleh Muhammad Yunus dan Grameen Bank dari Bangladesh menegaskan bahwa profit dan benefit mampu bersanding dengan baik. Grameen Bank dengan konsep pemberian pinjaman skala kecilnya, mampu memberikan andil besar pada para pengusaha miskin yang tidak memiliki kemampuan meminjam dari bank umum untuk melanjutkan bisnisnya. Sumbangsih ini mampu mendobrak perekonomian Bangladesh, karena kegiatan ini justru tertuju pada sesuatu “menyapu di tempat kotor“, menemukan solusi langsung kepada pusaran kemiskinan sehingga pengaruhnya sangat besar. Dalam satu wawancara, beliau mengatakan hal yang sangat emosional yaitu: Apa hebatnya teori ekonomi yang saya ajarkan di bangku kuliah, sedang di seberang kampus tempat saya mengajar seseorang sedang bergelut dengan kepiluan perut kosong yang genderangnya begitu nyaring!.

Dalam kaitannya dengan dua paragraf pertama diatas dengan contoh pada paragraf ketiga yang diakui dunia, secara khusus, pertanyaannya adalah dapatkah generasi milenial mampu bersama-sama dengan pemerintah ikut bersumbangsih dalam menyejahterakan rakyat? Untuk menjawab soalan tersebut, mari kita sedikit urai apa saja yang telah senior-senior kita lakukan dalam bidang kewirausahaan sosial ini. Sebut saja Asuransi Kesehatan Sampah yang dipelopori oleh Dokter Gamal Albinsaid kemudian Kripik Maicih oleh Reza Nurhilman, kerja-kerja sosial seperti ini mampu menghidupkan ekonomi keluarga kecil dimana profit dan benefit saling bersalaman. Dukungan pemerintah dan SDA yang ada, sudah selayaknya mampu menjadi ramuan yang dapat tersaji dengan baik apabila inovasi dan kreativitas diberikan ruang seluas-luasnya. Pemanfaatan bisnis emping melinjo, singkong pedas, asuransi kerja, jasa-jasa dan lain sebagainya adalah salah satu usaha diversifikasi dalam penyejahteraan masyarakat, khususnya kategori miskin.

Satu lidi tak mampu membersihkan kotoran di lantai, namun kumpulan lidi mampu menghilangkan semua debu tebal pekat yang ada. Dengan semangat kerjasama, generasi milenial mampu menjelma menjadi garudapreneruship yang mampu bersama-sama pemerintah, instansi, organisasi atau perusahan terkait dan masyarakat mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani yang sejahtera. Tentunya, payung hukum, penegakan hukum dan kedisiplinan dari semua pihak perlu diperkuat agar semua hal yang diharapkan tercapai.

Semoga, prinsip Markovnikov pada pelajaran kimia organik, dimana “yang kaya semakin kaya“ tidak terjadi pada tataran kehidupan kita apalagi pasca hantaman keras pandemi Covid-19 ini.

 

Sumber bacaan

 

1.        Djalante, R., et al., Review and analysis of current responses to COVID-19 in Indonesia: Period of January to March 2020. Progress in Disaster Science, 2020. 6: p. 100091.

2.        Roziqin, A., S.Y.F. Mas’udi, and I.T. Sihidi, An analysis of Indonesian government policies against COVID-19. Public Administration and Policy, 2021. 24(1): p. 92-107.

3.        DeGhetto, K., Z.A. Russell, and G.R. Ferris, Organizational Change, Uncertainty, and Employee Stress: Sensemaking Interpretations of Work Environments and the Experience of Politics and Stress, in Power, Politics, and Political Skill in Job Stress. 2017, Emerald Publishing Limited. p. 105-135.

4.        Ruffolo, M., et al., Employment Uncertainty and Mental Health During the COVID-19 Pandemic Initial Social Distancing Implementation: a Cross-national Study. Global Social Welfare, 2021. 8(2): p. 141-150.

5.        Suryahadi, A., R. Al Izzati, and D. Suryadarma, Estimating the Impact of Covid-19 on Poverty in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 2020. 56(2): p. 175-192.

6.        Sudartianto, et al., A Fixed Effect Panel Spatial Error Model in Identifying Factors of Poverty in West Java Province. Journal of Physics: Conference Series, 2021. 1776(1): p. 012062.

7.        Tarigan, M., Rujiman, and A. Tanjung, Analysis on the Influence of Investment, Labor and Economic Growth on Poverty in Indonesia. 2021.

8.        Dionisio, M., A New Model of Market Hybridization in the social innovation process. 2020. 1: p. 36-42.

9.        McIntyre, M.E., Microcredit tackles both poverty and birthrate. Nature, 2002. 418(6898): p. 583-583.

10.      Muntafi, A.Z., FINANCIAL INCLUSION SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI SISTEM GRAMEEN BANK. 2019, 2019: p. 13.

11.      Dimyati, PENGENTASAN KEMISKINAN MODEL MUHAMMAD YUNUS. Irtifaq : Jurnal Ilmu-Ilmu Syari'ah, 1970. 1(2).

12.      Sriyanto, S. and W. Wiwin, MODEL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO POLA GRAMEEN BANK UNTUK PENGUATAN KLASTER (di Kab. Brebes dan Kota Surakarta). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 2013. 11(1).

13.      Kickul, J., et al., Social Business Education: An Interview With Nobel Laureate Muhammad Yunus. Academy of Management Learning & Education, 2012. 11(3): p. 453-462.

14.      Yunus, M., Microcredit, Information Technology, and Poverty: the Experience of Grameen Bank. The Brown Journal of World Affairs, 2002. 8(2): p. 233-240.

15.      Apriyanti, E., Analysis on the implementation of a health improvement project (Garbage Clinical Insurance) in Indonesia: a literature review. Enferm Clin, 2018. 28 Suppl 1: p. 250-255.

16.      Indriartiningtias, R., Subagyo, and B. Hartono, Creativity of small firms in creative industry: Initial evidence from Indonesia. International Journal of Engineering Business Management, 2019. 11: p. 1847979019849135.

 



0

Kursus Bahasa Jerman