Sebuah goresan pena di kenangan dunia maya yang penuh dengan sinyal gelombang elektromagnetik.
Aku pernah bertanya pada rumput teki, entah sebab apa dia diam seribu bahasa. Aku pun bertanya pada penciptanya, aku kini yang diam seribu bahasa.
Nanda - penuh canda dan tawa pada dunia yang fana ini. Mahasiswi #Bahasa. Apa loh! :P

Beliebte Beiträge

Minggu, 25 Agustus 2019

Aku digampar dan justru aku mau lagi: Gamparan telak untuk bertahan hidup 30-50 tahun lagi

Tulisan abang yang menyitir tentang kerasnya persaingan di masa yang akan datang, menambah semangatku untuk terus bergerak mengasah senjata kehidupan. Kini, ada satu lagi gamparan yang positif, yang membuatku tersentak dan serius, aku harus berbuat sesuatu yang lebih, mengingat penduduk dunia semakin banyak dan banyak pula yang sudah melek huruf, teknologi dan pendidikan. 

Aku bukan mau tenar karena aji mumpung utasan si ibu dosen ini sedang mendunia, niatanku hanya dua: aku mau ada gamparan keras nan positif yang mengarahkan langkahku menuju kesuksesan dan semoga ini selalu menjadi pengingatku agar mudah mencari tulisan si ibu, karena kalau di twitter cepat leburnya dengan berita yang lain.

Aku mengambil plek tumplek apa yang ditulis di twitter oleh ibu Ersa, dosen akuntansi FEB - UNPAD dan aku sudah izin untuk menyadur cuitannya. Sebelum aku menuliskan kembali apa yang telah disampaikan oleh beliau, ada baiknya aku juga mengetahui siapa penulis thread atau utasan yang telah di retweet sebanyak 41.100 kali sehingga kuanggap beliau sangat kompeten di bidang belajar-mengajar.

Menyadur dari laman resminya:


Ersa Tri Wahyuni, merupakan dosen akuntansi dan peneliti pada Universitas Padjadjaran, Bandung. Ersa juga seorang Chartered Accountant dan merupakan anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia periode 2015-2019. Beliau aktif menulis mengenai konvergensi IFRS di Indonesia dalam majalah akuntansi baik nasional dan internasional. Ersa menamatkan program PhD in Accounting dari University of Manchester, UK pada tahun 2015. Ersa juga meraih gelar Master of Accounting dari University of Melbourne  dan Certified PSAK (CPSAK) dari IAI dan Certified Professional Management Accountant (CPMA) dari IAMI. Ersa Tri Wahyuni juga merupakan lulusan terbaik Program Pendidikan Akuntansi Universitas Trisakti dan telah lulus ujian Certified Public Accountant (Indonesia CPA) yang diselenggarakan IAPI pada tahun 2011.
Berikut adalah cuitannya yang menggeparkan dunia twitterland:
  1. S1 lulus 3.5 tahun? Bangga? Jangan bangga dulu... (sebuah utas seorang dosen wali) Kemarin saya perwalian, ketemu dgn mahasiswa/wi smt 7 yg rata rata sedang ambil skripsi plus matkul lain. Kebetulan IPK nya bagus bagus, tapi lalu saya tanya...
  2. Dek, udah magang di mana? Belum. Dek international exposure-nya apa? Ikut double degree? Exchange? Summer program? Conference di LN? Udah tes TOEFL? Dijawab geleng semua. Saya gemaassss.
  3. Maksud lo gimana, malliiihhh... Pengen lulus 3.5 tahun tapi CV isinya kosong ntar pas ngelamar kerja? Cuma banggain IPK doang? Semua orang zaman sekarang juga IPK nya bagus kallleeee.
  4. Pas ngelamar kerja nih yeee... kagak ada yg peduli kamu lulus 4 tahun atau 3.5 tahun. Kagak ngaruh. Kamu gak bakalan dipandang hebat hanya karena lulus 3.5 thn. Buat apaan lulus cepet tapi miskin pengalaman, miskin international exposure? Persaingan makin ketat cuuuyyy.
  5. Coba dah mhs yg sekarang smt 7, cek CV kamu. Udah ada magang belum? International exposure-nya apa? Cek ke international office masing2 ada opportunity apa. Rata2 sekarang univ punya MoU utk exchange di LN satu semester. Gratis gak bayar tuition fee di univ partner.
  6. "mahal bu kuliah di LN". Iihh sotoy!! Exchange mah biasanya gratis. Kamu makan, ngekost deket kampus gak jauh beda sama biaya makan dan ngekost di Malaysia, Turki, Perancis, dll. Dasarnya aja kamu mah males cari info. Pengen lulus cepet mau ngapain sih? Mau nikah ya?.
  7. "tapi kaprodi nyaranin lulus 3.5 thn bu". Ya iyalah jelas... Krn itu KPI nya Prodi, KPI-nya fakultas. Tapi saya dosen wali kamu. Tugas saya memastikan kamu berkembang maksimal selama kuliah di kampus ini sebelum kamu terjun ke masyarakat. Paham gak?.
  8. Kamu tahu buah mangga? Kalau mau manis ranum wangi harus sabar, gak bisa dipetik sebelum waktunya. Kalau dipetik mentah cuma bisa jadi mangga rujak, sekilo 10 ribu. Mangga mateng pohon sekilo 30 ribu. Kamu mau jadi mangga mateng apa mangga mentah?
  9. 'kalau gitu saya lulus tujuh tahun aja ya bu? Dimaksimalkan?" Ya kagak gitu juga, Maliiihh... Lulus S1 yang wajar itu 4 tahun. 4.5 tahun juga masih wajar menurut saya asal diisi dengan banyak kegiatan yg mendongkrak CV kamu.
  10. Boleh aja lulus 3.5 tahun asal memang CV nya udah baguuus. Pernah magang, exchange ke LN, conference atau seminar di LN, nulis ini itu di koran atau jurnal, TOEFL sudah 550, dll
  11. "tapi saya aktif jadi panitia ini itu kok bu selama kuliah." oke deh, jadi panitia bagian apa? Kalau cuma jadi staf mulu dan posisinya itu itu aja (misal sarpras, bendahara, dll) yaaa gak akan dipandang istimewa sama calon employer. Semua mahasiswa juga pasti punya extrakurikuler.
  12. Kalian itu gak paham ya. Selama kalian berstatus "mahasiswa", banyak fasilitas yg bisa kalian maksimalkan. Kalau nanti udah lulus, pengen nyicipin kuliah 6 bulan di LN gratis gak bayar tuition fee, emangnya biiissaaaa?
  13. Kalau kalian udah lulus, pengen ikut kompetisi ini itu ke LN, conference di LN sama dosbing, emangnya bisa? Pengen ikutan exhibition seni ke LN bareng UKM Angklung, paduan suara, seni tari, dsb, emang bisa? Udah gak bisa lagi kan? Makanya maksimalkan selama bisa.
  14. You are the master of your fate, the captain of your soul. Kamu yang menyusun masa depan kamu. Kuliah S1 itu bekal yg paling besar utk masa depan kamu. Maksimalkan. Lulus 3.5 tahun boleh aja, tapi pastikan CV kamu udah keren sebelum yudisium!
  15. Kalau saya employer, lihat dua CV. Yang satu IPK nya 3.7 lulus 3.5 tahun. Yg satu lagi IPK nya 3.3 lulus 4.5 tahun tp udah pernah exchange ke LN, conference dan seminar ke LN, magang di perusahaan ternama, ya jellaassss saya pilih yg kedua laaahhh... Iya kaann??
  16. Jadi kesimpulannya, jangan mau disuruh lulus cepet cepet hahaha... Maksimalkan dulu masa kuliahnya, dibuat keren dulu CV nya yaaa... Kecuali memang ada desakan ekonomi dari keluarga harus segera bekerja.. Ya itu sih beda kasus lagi yaaa...
  17. Maaf yaa.. Para reply yg nyinyir "Ih kenapa kok mindset-nya nyari kerja, gak jadi entrepreneur". Saya ini dosen akuntansi, mencetak profesi yang jelas jenjang karirnya. Kalau tidak punya pengalaman kerja gak bisa punya izin praktik akuntan (jadi entrepreneur).
  18. Yang nyinyir kenapa gak menyarankan jadi pengusaha. Karena mayoritas follower saya mhs akuntansi dan saya dosen akuntansi. Dokter juga kan harus praktek dulu kerja di RS, pengacara juga, sebelum buka praktik sendiri.
  19. Jangan salah tangkap ya. Saya bukan mendeskreditkan anda yg lulus 3.5 tahun. Silakan kalau memang sudah merasa siap dan maksimal. Kalau bisa mencapainya dlm 3.5 tahun, apalagi dgn IPK cumlaude, exposure seabrek, plus international exposure.. Ini ya kereen abiiss.
  20. Astaga kenapa ini jadi viral banget gini. Udah mulai bisa terima endorse kali? 😂😂. Makasih yang sudah sharing pengalaman juga link link magang, exchange, dll. You are all awesome!! 😘. 
  21. Wooyy, yang udah pada di semester 9,10,11,12 jangan jadikan twit ini alasan kalian santai dan gak mau lulus segera dong. Jewweeer neehh... Buruan lulus. Apalagi yg masih dibayarin ortu kuliahnya... 🙄 Saya dulu S1 dapat beasiswa plus kerja2, lulusnya ya tepat 4 tahun.
Beberapa tweet telah di retweet dan retweet with comment olehnya, silakan dibaca mulai dari tanggal 21 Agustus 2019 sehingga seluruh pembaca dapat menghindari #GagalPaham terhadap apa yang beliau hendak sampaikan. Terakhir, tertampar aku, Bu. Terima kasih sudah diingatkan 🤧. AKU MAU MENJADI MANGGA MATENG!!!
0

0 comments:

Posting Komentar

Kursus Bahasa Jerman